Aku ingin lupa

          



Kalau saja melupakan itu mudah. Mungkin saja namamu sudah tak akan pernah ada lagi dalam setiap ingatanku. Tapi sayangnya kau tetap indah. Allah memberi hati kita untuk mencintai tetapi juga melupakan. Nama itu yang telah menemaniku selama tahunan, bersamaku, menggenggam hidupku, menyemangatiku, kini aku tau ia harus pergi, pergi mencapai masa depannya. Pergi mengejar cinta terbaiknya. Mengapa terasa sulit dan sesak saat aku tau bahwa dia lebih memilih orang lain yang tak begitu ia kenalnya daripada aku yang selama tahunan mengenalnya? rahasia jodoh memang begitu misteri. Pertama kali saat aku dengar ia memberikan kiriman kata bahwa dirinya akan menikah, sontak aku terdiam tanpa kata. Aku hanya bisa menangis, itulah kata yang bisa aku ekspresikan. Allah memang punya rencana yang indah. Sangat indah, bahkan rencana-Nya begitu luar biasa. Jika pada akhirnya aku tau bahwa perkenalan dan  pertemuanku dengannya tidak untuk saling menyatukan, mungkin aku tak akan berharap tinggi padanya dan rasaku mampu aku kendalikan dengan baik. Allah bantu aku melupakannya. Bantu aku menyingkirkan segala tentangnya. Bantu aku tak lagi mengingat apapun tentangnya.

Pernikahan itu tiba. Tepat dihadapanku, pernikahan itu dilangsungkan. Aku menahan perih. Senyumku terurai indah dibibir, ucapan selamat begitu mesra aku ucapkan, tapi tidak dengan hatiku. Didalamnya, aku harus menahan perihnya rasa. Seseorang yang dulu aku banggakan dan harapkan untuk menggenapi hidupku. Kini telah bersanding dengan wanita lain yang cukup aku kenal baik. kau tau rasanya ? sakit tapi tak berdarah. Semua ucapan selamat berdatangan untuknya dan aku hanya mampu menahan pedihnya rasa. Kalau saja aku bisa meminta kepada Allah untuk mengulang kembali cerita, aku ingin meminta bahwa Allah tak akan pernah mengijinkanku bertemu dan mengenalnya dengan sangat baik.  Aku tak ingin ada luka yang pada akhirnya saja menyisakkan perih. Aku mencoba mengalihkan segala etntangmu tapi semakin ku alihkan justru semakin kuat rasa itu muncul dan tumbuh bersamayam dihatiku. Bisakah Engkau pergi ? sejenak dari pikiranku dan ijinkan aku menata kembali serpihan hatiku yang masih saja berceceran dan menunggu untuk kembali tertata dengan baik. Luka mengajarkanku banyak hal, bahwa tak ada hidup yang tak pernah menyisakkan luka. Dan saat ini yang aku butuhkan hanyalah keikhlasan hati dan jiwa. 

Semarang, 17-17-2017
      Salma kholida

Komentar

Postingan Populer