HATI vs LOGIKA 🌠
Kadang, kita berbeda logika.
Lalu, kita sama-sama menjaga jarak.
Aku tahu logikamu tak bisa dipaksa.
Sedang logikaku juga tak bisa menerima.
Lantas senyum kita jadi basa-basi.
Tangan kita saling berjabat, tapi mata kita masih ragu untuk saling menatap.
Sedangkan hati kita? Masih enggan untuk saling terikat.
Kita dipayungi kebersamaan yang sama.
Tapi kita sama-sama dihujani prasangka.
Lalu, hubungan kita jadi kering kerontang.
Padahal, kita sama-sama mencintai kebersamaan ini. Yang belum kita pahami, kita sedang mencinta dengan cara yang berbeda.
Aku dengan caraku dan kamu dengan caramu. Tapi masih sama-sama cinta.
Sayangnya, beda mulai menggerogoti cinta. Akhirnya, kebersamaan ini menjauhkan kita.
Barangkali kita harus bersahabat dengan apa yang namanya beda.
Agar bisa menjembatani antar logika, agar beda dan cinta bisa mesra beriringan, tidak saling berebutan, tidak saling menjauhkan.
Mari belajar merasa dengan logis.
Kebersamaan ini harus kita lalui dengan hati dan pikiran yang menyerta.
Agar tidak terlalu melankolis, tapi tetap bisa dinikmati dengan berbagai rasa.
Agar bisa realistis tanpa kehilangan makna. Agar aku dan kamu bisa menjadi manusia normal dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing. Bukan sok suci dengan kebenarannya masing-masing.
📖 Menata Hati, Nazrul Anwar 📖
Kadang, kita berbeda logika.
Lalu, kita sama-sama menjaga jarak.
Aku tahu logikamu tak bisa dipaksa.
Sedang logikaku juga tak bisa menerima.
Lantas senyum kita jadi basa-basi.
Tangan kita saling berjabat, tapi mata kita masih ragu untuk saling menatap.
Sedangkan hati kita? Masih enggan untuk saling terikat.
Kita dipayungi kebersamaan yang sama.
Tapi kita sama-sama dihujani prasangka.
Lalu, hubungan kita jadi kering kerontang.
Padahal, kita sama-sama mencintai kebersamaan ini. Yang belum kita pahami, kita sedang mencinta dengan cara yang berbeda.
Aku dengan caraku dan kamu dengan caramu. Tapi masih sama-sama cinta.
Sayangnya, beda mulai menggerogoti cinta. Akhirnya, kebersamaan ini menjauhkan kita.
Barangkali kita harus bersahabat dengan apa yang namanya beda.
Agar bisa menjembatani antar logika, agar beda dan cinta bisa mesra beriringan, tidak saling berebutan, tidak saling menjauhkan.
Mari belajar merasa dengan logis.
Kebersamaan ini harus kita lalui dengan hati dan pikiran yang menyerta.
Agar tidak terlalu melankolis, tapi tetap bisa dinikmati dengan berbagai rasa.
Agar bisa realistis tanpa kehilangan makna. Agar aku dan kamu bisa menjadi manusia normal dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing. Bukan sok suci dengan kebenarannya masing-masing.
📖 Menata Hati, Nazrul Anwar 📖
Komentar