Untuk Kamu..
Terimakasih kau tetap singgah dihatiku..
Untukku..
Tetap menjadi penguatku, pelindungku, penyemangatku..
Kamu..
Ya Kamu..
Dengan Kekanak-kanakanku..
Kau dengan lembut memeluk hatiku agar aku tetap nyaman..
Kau bilang aku terlalu kekanak-kanakan tapi kau tetap memelukku dengan lembut..
Kau bilang aku lemah, aku cengeng aku rewel..
Tapi nyatanya kau tetap saja disini denganku..
Kau bilang Aku manja, suka ngambek dan marah tak jelas..
Tapi nyatanya kau tetap saja berdiri bersamaku..
Terimakasih..
Aku percaya dan aku yakin..
Tapi aku tidak tahu apakah kepercayaanku akan tetap tumbuh seiring berjalannya waktu dan masa ?? :)
Apa kau dapat berjanji untuk tidak menykitiku ?? Rasanya jika berjanji untuk itu kau tidak akan bisa bahkan aku juga demikian..
Untukku..
Tetap menjadi penguatku, pelindungku, penyemangatku..
Kamu..
Ya Kamu..
Dengan Kekanak-kanakanku..
Kau dengan lembut memeluk hatiku agar aku tetap nyaman..
Kau bilang aku terlalu kekanak-kanakan tapi kau tetap memelukku dengan lembut..
Kau bilang aku lemah, aku cengeng aku rewel..
Tapi nyatanya kau tetap saja disini denganku..
Kau bilang Aku manja, suka ngambek dan marah tak jelas..
Tapi nyatanya kau tetap saja berdiri bersamaku..
Terimakasih..
Aku percaya dan aku yakin..
Tapi aku tidak tahu apakah kepercayaanku akan tetap tumbuh seiring berjalannya waktu dan masa ?? :)
Apa kau dapat berjanji untuk tidak menykitiku ?? Rasanya jika berjanji untuk itu kau tidak akan bisa bahkan aku juga demikian..
Mungkin Aku tanya kembali..
Dapatkah kau berjanji untuk tetap bertahan meskipun salah satu dari kita menyakiti ??
Bukankah mempertahankan lebih sulit dari pada melepaskan ??
Ternyata ada sedikit keraguan dalam hatiku tentangmu..
Ahhh..
Sudahlah buang jauh keraguanmu..
ya aku akan mencoba..
Tapi dapatkah kau menunjukkan padaku bahwa keraguanku tidaklah akan terjadi ??
yaa, aku harap ini hanya perasaan yang tidak akan terjadi..
Terimakasih..
Telah begitu sabar denganku..
Menyikapi sifat kekanak-kanakanku..
Dengan lembut kau menyentuh hatiku dan tidak membalasnya saat kemarahanku dan kekanak-kanakkanku muncul <3
Kau dengan lembut mengusapnya dan aku begitu hangat merasakannya..
Tapi apakah akan tetap seperti ini ??
Jika boleh aku mengungkapkan..
Aku masih terlalu takut untuk mencoba membuka hati tapi kau sudah terlanjur singgah dihati..
bagaimana aku dengan mudah menyuruhmu pergi ??
Tidak-tidak aku tidak akan menyuruhmu pergi..
Lalu ??
Aku meminta kau tetap tinggal tapi apakah kau berjanji akan menutup lukaku di masa lalu ??
Tidak, tidak sudah aku tidak sepantasnya terus mengingatnya..
Aku seharusnya membuang jauh bahwa setiap orang memiliki cara tersendiri untuk membahagiakan, bukankah begitu ?? bagaimana kau ??
Aku seharusnya tidak boleh memaksa untuk kamu menjawab segala pertanyaanku..
Itu terlalu bodoh..
Ah tidak, tidak bukan terlalu bodoh tapi ternyata aku masih terlalu takut untuk sakit hati..
ya, setiap orang akan berpotensi untuk membuat orang lain sakit hati..
bahkan akupun demikian..
Lalu ??
Dapatkah kau berjanji untuk tetap bertahan meskipun salah satu dari kita menyakiti ??
Bukankah mempertahankan lebih sulit dari pada melepaskan ??
Ternyata ada sedikit keraguan dalam hatiku tentangmu..
Ahhh..
Sudahlah buang jauh keraguanmu..
ya aku akan mencoba..
Tapi dapatkah kau menunjukkan padaku bahwa keraguanku tidaklah akan terjadi ??
yaa, aku harap ini hanya perasaan yang tidak akan terjadi..
Terimakasih..
Telah begitu sabar denganku..
Menyikapi sifat kekanak-kanakanku..
Dengan lembut kau menyentuh hatiku dan tidak membalasnya saat kemarahanku dan kekanak-kanakkanku muncul <3
Kau dengan lembut mengusapnya dan aku begitu hangat merasakannya..
Tapi apakah akan tetap seperti ini ??
Jika boleh aku mengungkapkan..
Aku masih terlalu takut untuk mencoba membuka hati tapi kau sudah terlanjur singgah dihati..
bagaimana aku dengan mudah menyuruhmu pergi ??
Tidak-tidak aku tidak akan menyuruhmu pergi..
Lalu ??
Aku meminta kau tetap tinggal tapi apakah kau berjanji akan menutup lukaku di masa lalu ??
Tidak, tidak sudah aku tidak sepantasnya terus mengingatnya..
Aku seharusnya membuang jauh bahwa setiap orang memiliki cara tersendiri untuk membahagiakan, bukankah begitu ?? bagaimana kau ??
Aku seharusnya tidak boleh memaksa untuk kamu menjawab segala pertanyaanku..
Itu terlalu bodoh..
Ah tidak, tidak bukan terlalu bodoh tapi ternyata aku masih terlalu takut untuk sakit hati..
ya, setiap orang akan berpotensi untuk membuat orang lain sakit hati..
bahkan akupun demikian..
Lalu ??
Ternyata aku masih takut menerima kenyataan bahwa yang aku pikirkan harus sesuai dengan yang terjadi..
Ahhh, kau bagaimana bisa begitu..
yaaa..
kau bukan hanya takut itu tapi ternyata kau pun takut untuk sakit hati..
benar bukan ??
iyaa, ternyata memang begitu..
Bukankah kau bilang kau kuat dan hebat ?? Bahkan kau bilang kau sudah biasa menerima kesakitan dan rasa luka ??
Ya, aku memang kuat tapi nyatanya ternyata aku lemah..
Ya, aku memang sudah terbiasa menerima luka dan kesakitan tapi ternyata aku tetap saja rapuh..
Tidak, tidak aku akan tetap terlihat baik-baik saja :)
Kamu..
Apakah kau akan membantuku untuk memulihkannya kembali ??
Apakah kau akan berjanji untuk terus disampingku ??
Ahhh, kau bagaimana bisa begitu..
yaaa..
kau bukan hanya takut itu tapi ternyata kau pun takut untuk sakit hati..
benar bukan ??
iyaa, ternyata memang begitu..
Bukankah kau bilang kau kuat dan hebat ?? Bahkan kau bilang kau sudah biasa menerima kesakitan dan rasa luka ??
Ya, aku memang kuat tapi nyatanya ternyata aku lemah..
Ya, aku memang sudah terbiasa menerima luka dan kesakitan tapi ternyata aku tetap saja rapuh..
Tidak, tidak aku akan tetap terlihat baik-baik saja :)
Kamu..
Apakah kau akan membantuku untuk memulihkannya kembali ??
Apakah kau akan berjanji untuk terus disampingku ??
tak peduli bagaimana aku ??
Aku harap begitu meski aku seharusnya tidak memaksa untuk itu..
Sudahlah, hati kau tetap tenang disananya..
Aku tau kehebatanmu,karena bukan aku yang hebat tapi seluruh tubuhku..
mereka dapat dengan baik bekerja sama dan menjalin komunikasi saat menerima kesakitan dan luka..
Ya, begitulah aku menghadapinya, karena bukan namaku seharusnya yang mendapat pujian tapi seluruh dirikulah..
Kakiku dengan tegap dapat berjalan..
Tanganku dengan sigap dapat menyentuh hati ketika ia menerima luka..
Bahuku dengan tegak menopang..
Hatiku dengan lembut menerima dan memaafkan..
Mataku dengan indah menutup segala yang membuat luka dan kesakitan..
Mulutku menunjukkan senyum terbaiknya ketika menerima luka dan kesakitan itu..
Telingaku dengan baik menutup untuk tidak mendengar segala yang membuat luka dan sakit..
dan Perasaan adalah apa yang tertanam dari hati, iaa dengan baik mengatakan "Kau lebih hebat dari yang orang lain bayangkan, tersenyum dan berterimakasihlah"
Untuk Kamu..
kau telah berjanji untuk tidak menyakitiku tapi aku tidak memaksa bila pada akhirnya akan aku temukan luka karenamu :')
Terimakasih yang tetap singgah disini..
Semoga segalanya baik-baik saja :')
Aku harap begitu meski aku seharusnya tidak memaksa untuk itu..
Sudahlah, hati kau tetap tenang disananya..
Aku tau kehebatanmu,karena bukan aku yang hebat tapi seluruh tubuhku..
mereka dapat dengan baik bekerja sama dan menjalin komunikasi saat menerima kesakitan dan luka..
Ya, begitulah aku menghadapinya, karena bukan namaku seharusnya yang mendapat pujian tapi seluruh dirikulah..
Kakiku dengan tegap dapat berjalan..
Tanganku dengan sigap dapat menyentuh hati ketika ia menerima luka..
Bahuku dengan tegak menopang..
Hatiku dengan lembut menerima dan memaafkan..
Mataku dengan indah menutup segala yang membuat luka dan kesakitan..
Mulutku menunjukkan senyum terbaiknya ketika menerima luka dan kesakitan itu..
Telingaku dengan baik menutup untuk tidak mendengar segala yang membuat luka dan sakit..
dan Perasaan adalah apa yang tertanam dari hati, iaa dengan baik mengatakan "Kau lebih hebat dari yang orang lain bayangkan, tersenyum dan berterimakasihlah"
Untuk Kamu..
kau telah berjanji untuk tidak menyakitiku tapi aku tidak memaksa bila pada akhirnya akan aku temukan luka karenamu :')
Terimakasih yang tetap singgah disini..
Semoga segalanya baik-baik saja :')
Salma Kholida
Semarang, 21 Agustus 2016
9.32 WIB..
Semarang, 21 Agustus 2016
9.32 WIB..
Komentar